PELALAWAN, CEPASIA.ID- Diduga berkedok Gelanggang Permainan (GELPER), sebuah tempat judi yang beroperasi di kawasan Simpang Anjing, tepatnya di Jalan Datuk Bandar, Pangkalan Kerinci Timur, Kabupaten Pelalawan, memicu keresahan yang mendalam di tengah masyarakat. Warga menilai keberadaan tempat tersebut telah menghancurkan tatanan rumah tangga dan menghisap habis ekonomi keluarga.
Dari informasi yang dihimpun media ini, praktik perjudian terselubung di balik topeng hiburan anak-anak itu telah berlangsung cukup lama. Meski jelas-jelas meresahkan masyarakat, namun anehnya hingga kini tidak ada tindakan dari aparat penegak hukum. Hal ini memunculkan dugaan kuat adanya pembiaran bahkan kemungkinan permainan “main mata” antara pengelola judi dengan oknum aparat.
“Itu sudah lama beroperasi. Gara-gara judi itu rumah tangga kami ribut, suami saya hancurkan uang kami untuk main di situ. Tiap hari ribut, uang belanja habis,” ungkap seorang warga berinisial TL kepada media ini, Selasa (20/5/2025).
Ia mempertanyakan sikap aparat, khususnya Polres Pelalawan, yang hingga kini belum juga menindak atau menutup tempat tersebut.
“Tak pernah ditindak. Seperti dibiarkan saja. Bahkan kesannya tempat itu seperti legal. Ada apa? Apa karena ada upeti ke oknum polisi?,” tanya TL
Keluhan serupa juga datang dari ibu rumah tangga lainnya, DS. Menurutnya, tempat judi tersebut telah menjadi “kuburan ekonomi” bagi banyak keluarga di sekitar lokasi. Suaminya yang pengangguran, katanya, kerap datang ke tempat itu dan menghabiskan sisa-sisa uang hasil pinjaman keluarga.
“Untuk beli beras saja kadang nggak terbeli. Dapat uang sedikit, langsung habis main judi di sana. Kami ini mau makan apa?,” kata DS, menahan tangis.
DS bahkan secara tegas meminta Kapolres Pelalawan dan Kapolda Riau untuk turun tangan langsung dan menindak tegas praktik perjudian berkedok Gelper yang berada di Simpang Anjing tersebut.
“Kami rakyat kecil, Pak. Jangan biarkan kampung kami dirusak judi. Kami minta ditutup dan pemiliknya ditangkap!,” tegas DS.
Bahkan mereka menduga, tempat judi tersebut mendapat perlindungan dari oknum aparat, karena tak tersentuh meski keluhan sudah berulang kali disampaikan melalui media.
“Kalau warga mabuk sedikit saja, cepat ditangkap. Tapi judi yang nyata-nyata menghancurkan banyak keluarga, dibiarkan. Ini negara hukum atau negara dagelan?,” sindir warga lain yang minta namanya dirahasiakan.
Saat media ini mengkonfirmasi kepada pengelola Gelper berinisial RS dan SN melalui pesan WhatsApp, hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan.