Example floating
Example floating
Indragiri HuluPoldaPolda RiauRiauTNI/POLRI

Kasus Dugaan Penganiayaan Bocah SD di INHU, Polda Riau Ungkap Kronologi dan Hasil Autopsi

6
×

Kasus Dugaan Penganiayaan Bocah SD di INHU, Polda Riau Ungkap Kronologi dan Hasil Autopsi

Sebarkan artikel ini

PEKANBARU, CEPASIA.ID- KB (8), siswa kelas 2 SD di Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), meregang nyawa setelah diduga dianiaya lima kakak kelasnya di dalam sekolah, Senin, 19 Mei 2025.

Nahas, bocah berusia 8 tahun itu akhirnya meninggal dunia akibat kekerasan yang dialaminya.

Berdasarkan hasil otopsi tim forensik yang dipimpin Muhammad Tegar Indrayana spesialis forensik dan medikolegal dari Fakultas Kedokteran UNRI di RSUD Indrasari Rengat, pada Senin, 26 Mei 2025, pukul 17.00 WIB, ditemukan memar di beberapa bagian tubuh korban.

“Dari hasil otopsi ditemukan memar pada perut bagian kiri, paha, serta resapan darah pada jaringan lemak perut. Kami juga menemukan adanya perforasi atau kebocoran pada usus di perut bagian kanan,” ujar Kasubbid Dokpol Bid Dokkes Polda Riau, AKBP Supriyanto, Rabu, 4 Juni 2025.

Supriyanto menjelaskan kondisi tersebut menyebabkan infeksi berat dalam rongga perut korban.

“Dari seluruh temuan, kami menyimpulkan bahwa penyebab kematian korban adalah infeksi sistemik yang luas akibat pecahnya usus buntu atau apendiks,” jelasnya.

Pihak medis menegaskan bahwa kekerasan tumpul turut menjadi faktor penyebab luka yang ditemukan di bagian tubuh korban.

“Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dengan mempertimbangkan temuan primer dan penunjang, sesuai prosedur kedokteran forensik,” tutupnya.

Sebelumnya, ibu kandung korban telah melaporkan dugaan kekerasan yang dialami anaknya ke kepolisian. Namun, belum ada penetapan tersangka dalam perkara ini.

Sebelumnya, Autopsi terhadap jenazah K telah dilakukan pada Senin (26/5) malam di RSUD Indrasari, Kecamatan Rengat Barat. Proses ini berlangsung selama lebih dari dua jam dan melibatkan tim forensik dari Polda Riau, termasuk Kasubid Dokpol AKBP Suprianto dan dr. M. Tegar Indrayana, Sp. FM.

Hasil pemeriksaan awal menemukan beberapa luka yang mengarah pada dugaan kekerasan tumpul. Terdapat memar di perut bagian kiri bawah serta tungkai kiri bagian atas. Selain itu, tim forensik juga menemukan resapan darah di jaringan lemak perut serta cairan abnormal dalam rongga perut. Yang paling mengejutkan, usus buntu korban ditemukan dalam kondisi pecah.

Keluarga korban, termasuk ayah dan paman K, turut hadir dalam proses autopsi sebagai bentuk komitmen pada keterbukaan dan keadilan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *