PEKANBARU, CEPASIA.ID- Hujan deras yang mengguyur sejak dini hari membuat Kota Pekanbaru lumpuh akibat banjir di berbagai penjuru. Kemacetan parah, rumah-rumah tergenang, dan aktivitas warga terganggu parah. Di tengah situasi ini, sorotan tajam datang dari Cep Permana Galih, Ketua Umum BALAPATISIA, yang mengeluarkan pernyataan keras terhadap Wali Kota Pekanbaru.
“Ini bukan lagi sekadar bencana alam. Ini bukti nyata kegagalan Wali Kota dalam menjalankan amanah. Pekanbaru banjir di mana-mana, dan rakyat jadi korban. Saya mengutuk keras kelalaian ini. Rakyat bukan tikus percobaan dari proyek-proyek gagal!” tegas Cep dalam pernyataan resminya pagi ini.
Menurut Cep Permana Galih, pembangunan Parit Belanda yang selama ini digembar-gemborkan sebagai solusi banjir hanyalah proyek pencitraan yang tidak menyentuh akar masalah. Drainase kota rusak, sampah menumpuk, dan sistem tata kelola air terbengkalai.
“Setiap musim hujan, warga harus siap menghadapi genangan, kerusakan, bahkan kehilangan. Di mana empati pemimpin kita? Dana digelontorkan besar-besaran untuk proyek, tapi tidak ada hasil yang dirasakan rakyat,” lanjut Cep dengan nada geram.
Banjir kali ini tidak hanya melanda kawasan pemukiman, tetapi juga jalan-jalan utama seperti Jalan Soekarno Hatta, Jalan Tuanku Tambusai, hingga Jalan HR Soebrantas. Aktivitas ekonomi lumpuh, sekolah diliburkan, dan ribuan kendaraan mogok akibat terendam air.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru menyatakan hujan masih berpotensi turun di sejumlah wilayah Riau hari ini. Forecaster On Duty, Anggun, menyebutkan hujan mengguyur Kota Pekanbaru, Rokan Hilir, Dumai, Kampar, Bengkalis, dan sekitarnya secara tidak merata.
BALAPATISIA, sebagai organisasi rakyat yang bergerak di berbagai bidang termasuk sosial dan lingkungan, menyerukan agar evaluasi total dilakukan terhadap kinerja pemerintah kota. Cep menegaskan bahwa pihaknya akan turun ke lapangan memberikan bantuan langsung kepada warga terdampak, sekaligus mendesak DPRD untuk memanggil Wali Kota dan mempertanggungjawabkan kinerjanya.
“Kalau tidak sanggup memimpin, lebih baik mundur. Kami tak butuh pemimpin pencitraan, kami butuh pemimpin solusi,” tutup Cep dengan penuh ketegasan.