Example floating
Example floating
KuansingTNI/POLRI

Operasi Ketupat 2025: Di Antara Lampu Jalan dan Doa, Polres Kuansing Berdiri Menjaga Jalanan Mudik

19
×

Operasi Ketupat 2025: Di Antara Lampu Jalan dan Doa, Polres Kuansing Berdiri Menjaga Jalanan Mudik

Sebarkan artikel ini

KUANTAN SINGINGI, CEPASIA.ID- Kampung halaman memanggil, jalanan mulai sibuk dengan kisah rindu yang menggumpal di dada. Di bawah cahaya pagi yang hangat, langkah-langkah tegas bergema di Lapangan Apel Mapolres Kuantan Singingi. Hari ini, bukan hanya pasukan yang berkumpul, tapi juga harapan agar perjalanan pulang membawa senyum, bukan duka.

Polres Kuansing menggelar Apel Pasukan Operasi Ketupat 2025, sebuah tanda kesiapan, sebuah janji kepada para pemudik bahwa perjalanan mereka akan dijaga. Pukul 08.00 WIB, barisan pasukan berdiri tegap, menanti aba-aba. Di hadapan mereka, Wakapolres Kuansing KOMPOL Novaldi, S.Sos., M.Si berdiri sebagai komandan dalam misi besar ini misi memastikan bahwa tak ada yang tersesat di jalan pulang.

Apel ini bukan sekadar seremonial, tapi juga komitmen. Sebab mudik bukan hanya soal kembali ke rumah, tapi juga soal perjalanan yang aman, soal bertemu orang-orang terkasih tanpa cemas di tengah jalan. Dengan diperkirakan 146,48 juta orang akan bergerak di musim Lebaran ini, maka kesiapan bukan sekadar formalitas, tapi kebutuhan mutlak.

Di bawah langit Kuansing, tak hanya kepolisian yang bersiap. Wakil Bupati Kuansing, Ketua DPRD, perwakilan TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, BPBD, hingga Jasa Raharja semua hadir. Mereka adalah mozaik dari kepedulian yang tak ingin membiarkan satu pun pemudik merasa sendirian di jalan panjang menuju rumah.

Lebaran adalah soal pulang, tapi perjalanan pulang tak selalu mudah.

Ada risiko kemacetan, ada bahaya microsleep yang mengintai di ujung kantuk pengemudi, ada titik rawan kecelakaan yang harus diawasi. Oleh karena itu, Operasi Ketupat 2025 hadir dengan 2.835 pos pengamanan, tempat di mana para pemudik bisa sejenak beristirahat, bertanya arah, atau sekadar melepas lelah sebelum kembali mengarungi jalanan.

Wakapolres Kuansing dalam amanatnya mengingatkan, bahwa pengamanan bukan hanya tentang patroli dan rambu-rambu, tapi juga tentang sentuhan humanis. Memberi imbauan, memeriksa kendaraan, memastikan lampu jalan menyala, dan menjadi penjaga tanpa sekat antara petugas dan masyarakat.

Di antara suara sirene dan langkah-langkah sepatu lars, ada doa yang mengalun. Doa bagi mereka yang berdiri tegak di jalanan ketika yang lain berkumpul di meja makan keluarga. “Jadikan setiap langkah pengabdian sebagai ladang ibadah,” ujar Wakapolres, mengirimkan semangat kepada mereka yang memilih tugas di atas kenyamanan.

Pukul 09.15 WIB, apel usai. Namun, tugas baru dimulai. Jalanan mulai dipenuhi kendaraan, klakson bersahutan, sementara para penjaga tetap bersiaga. Di bawah langit Kuansing, mereka bukan sekadar petugas, tapi para pelindung jalan pulang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *